Home DakwahSAMI : Ilmu Sebelum Ucapan dan Perbuatan

SAMI : Ilmu Sebelum Ucapan dan Perbuatan

by zoneid
0 comments 22 views

Dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim, manusia tidak lepas dari tiga aktivitas utama: belajar (menuntut ilmu), berbicara (ucapan), dan bertindak (amal/perbuatan). Pertanyaan mendasarnya adalah: mana yang harus didahulukan? Jawabannya dalam Islam sangat tegas dan jelas: Ilmu harus didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan. Tanpa ilmu, ucapan bisa menjadi sia-sia, bahkan menyesatkan. Tanpa ilmu, amal bisa salah arah dan tidak diterima di sisi Allah. Kalimat di atas merupakan catatan dari diskusi Pengurus Sahabat Majelis Ilmu (SAMI) dan menjadi landasan kehadiran SAMI di tengah-tengah masyarakat muslim dalam ikut berkontribusi memberi pencerahan melalui kajian berbagai ilmu bersama dengan organisasi keagamaan (islam) yang telah lebih dulu hadir di masyarakat.

Ilmu adalah Pondasi Segala Amal
Allah ﷻ berfirman:
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah, dan mohonlah ampunan bagi dosamu.” (QS. Muhammad: 19)
Dalam ayat ini, Allah mendahulukan “fa’lam” (ketahuilah) sebelum “wastaġfir” (mohon ampun). Artinya, ilmu lebih dahulu daripada amal.

    Imam al-Bukhari bahkan menjadikan ayat ini sebagai judul bab pertama dalam kitab Sahih Bukhari: “Bab al-‘Ilmi Qabla al-Qawli wa al-‘Amali” (Bab: Ilmu sebelum ucapan dan perbuatan)
    Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “Setiap amal dan ucapan yang tidak didasarkan atas ilmu maka itu adalah kesesatan.”

    Ucapan Tanpa Ilmu: Bisa Jadi Fitnah dan Dosa
    Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa berkata tentang Al-Qur’an dengan pendapatnya sendiri (tanpa ilmu), maka bersiaplah menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud)

      Ucapan adalah amanah. Lidah yang tidak dibimbing ilmu bisa menjerumuskan ke dalam kesesatan. Apalagi dalam urusan agama, hukum, atau nasihat kepada orang lain—jangan sampai kita berkata hanya berdasarkan perasaan atau opini pribadi.
      Di era media sosial saat ini, betapa banyak orang yang menyebarkan opini dan fatwa tanpa ilmu. Padahal Allah memperingatkan: “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’: 36)

      Amal Tanpa Ilmu: Tidak Diterima dan Bisa Tersesat
      Amal perbuatan yang tidak berdasarkan ilmu bukan hanya sia-sia, tetapi bisa menyimpang dari ajaran Islam. Niat baik saja tidak cukup.
      Contoh: Seseorang rajin beribadah, tapi tidak tahu tata caranya—salatnya keliru, zakatnya tidak sah, puasanya tidak sesuai tuntunan. Maka amal seperti itu tidak diterima dan bisa jadi membawa dosa.
      Allah berfirman: “Apakah orang yang mati (hatinya) lalu Kami hidupkan dan Kami jadikan baginya cahaya yang dapat berjalan di tengah-tengah manusia, seperti orang yang berada dalam kegelapan yang tidak bisa keluar darinya?” (QS. Al-An’am: 122)
      Ilmu itu cahaya. Tanpa cahaya, amal berjalan dalam kegelapan.

      Ilmu Menjadi Pembeda Antara Petunjuk dan Hawa Nafsu
      Allah ﷻ mengangkat derajat orang-orang berilmu:”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
      Ilmu adalah penuntun jalan. Ia membedakan antara haq dan batil, antara ibadah dan bid’ah, antara sunnah dan khurafat. Tanpa ilmu, seseorang mudah mengikuti hawa nafsu dan bisikan syaitan.

      Ilmu adalah Warisan Para Nabi
      Rasulullah ﷺ bersabda: “Para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka siapa yang mengambilnya, sungguh ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
      Ini menunjukkan bahwa kedudukan ilmu melebihi harta. Jika umat Islam ingin mulia, maka ilmu harus menjadi prioritas utama dalam kehidupan.

        Urutan yang Benar dalam Islam
        Ilmu didahulukan – agar ucapan dan amal kita benar.
        Ucapan mengikuti ilmu – agar kita berkata dengan hikmah dan kebenaran.
        Amal mengikuti ilmu dan ucapan – agar diterima oleh Allah dan memberi manfaat.
        “Niat yang benar tidak cukup tanpa ilmu. Ilmu yang benar tidak cukup tanpa amal. Dan amal yang benar pun tidak cukup tanpa keikhlasan dan istiqamah.”

        Jika kita ingin hidup kita berkah, ucapan kita bermakna, dan amal kita diterima, maka tidak ada jalan lain kecuali menuntut ilmu. Bukan hanya ilmu agama, tetapi ilmu yang menguatkan akidah, memperbaiki akhlak, dan mendorong kontribusi nyata bagi umat.
        Mari kita hidup dalam bimbingan ilmu, dan jangan pernah merasa cukup untuk belajar. Sebab, ilmu adalah cahaya kehidupan, dan cahaya itu tidak pernah padam bagi orang yang terus mencarinya. Insya Allah Sahabat Majelis Ilmu (SAMI) turut membersamai umat yang haus akan ilmu.

        You may also like

        Leave a Comment

        Situs web ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Kami akan menganggap Anda setuju, tetapi Anda dapat memilih untuk tidak ikut serta jika diinginkan. Terima Baca Selengkapnya