Hari ini kita kembali diberi nikmat oleh Allah untuk menginjak tahun baru Hijriah. Bukan sekadar perubahan angka, tapi ini adalah momen yang tepat untuk mengevaluasi hidup. Mari kita manfaatkan tahun baru ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih dekat dengan Allah, dan lebih bermanfaat bagi sesama.
Agar kita mampu berubah ke arah yang lebih baik, ada tiga pijakan utama yang harus kita tanamkan dan jalani dengan sungguh-sungguh, yaitu: Muhasabah, Hijrah, dan Istiqamah.
1. Muhasabah (Introspeksi Diri)
Muhasabah adalah langkah awal dalam memperbaiki diri. Ia mengajak kita menengok ke belakang, menilai sejauh mana amal baik dan dosa yang telah kita perbuat. Allah Swt berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
Dalam hadits, Umar bin Khattab berkata: “Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab dan bersiap-siaplah untuk hari diperlihatkannya amal.” (HR. Tirmidzi secara mauquf)
Di zaman sekarang, muhasabah menjadi sangat penting. Kesibukan dunia sering membuat kita lalai, terlena oleh rutinitas, dan melupakan tujuan hidup. Kita lebih sibuk mengejar karier, materi, dan eksistensi di media sosial dibanding mempersiapkan bekal akhirat.
2. Hijrah (Perubahan Menuju Kebaikan)
Hijrah secara bahasa berarti berpindah. Namun secara syar’i, hijrah berarti berpindah dari hal yang buruk menuju yang baik, dari maksiat menuju taat, dari kelalaian menuju kesadaran spiritual.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di era modern, bentuk hijrah bisa bermacam-macam:
Hijrah dari konten negatif menuju tontonan dan bacaan yang mendidik,
Hijrah dari hubungan yang tak halal menuju ikatan yang diridhai Allah,
Hijrah dari bisnis haram menuju rezeki yang halal dan berkah,
Hijrah dari malas ibadah menjadi disiplin menunaikan kewajiban.
Hijrah dari malas bersedekah menjadi dermawan
Hijrah dari malas ke masjid menjadi rutin ke mesjid
Hijrah bukan hanya perubahan simbolik seperti pakaian, tapi menyentuh niat, akhlak, dan seluruh aspek kehidupan.
3. Istiqamah (Konsisten di Jalan Kebaikan)
Hijrah tanpa istiqamah akan rapuh. Istiqamah adalah komitmen untuk terus berada di jalan kebenaran walaupun berat. Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata), ‘Janganlah kalian takut dan jangan bersedih hati; dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepada kalian’.” (QS. Fussilat: 30)
Rasulullah ﷺ bersabda: “Katakanlah: ‘Aku beriman kepada Allah’, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)
Istiqamah menuntut kesabaran. Godaan dunia, tekanan lingkungan, bahkan komentar negatif dari orang lain sering kali membuat kita goyah. Tapi ingatlah, istiqamah adalah kunci keberhasilan dunia dan akhirat.
Tahun baru Hijriah adalah momen emas untuk berubah. Mari kita awali dengan muhasabah, berani berhijrah menuju kebaikan, dan menjaga istiqamah di jalan Allah. Jangan tunggu waktu yang tepat, karena waktu tak pernah menunggu kita. “Jangan kamu termasuk orang yang menunda-nunda, karena kematian datang tiba-tiba.”
Semoga Allah menerima setiap usaha kita, meneguhkan langkah kita di jalan kebenaran, dan menutup usia kita dalam husnul khatimah. Aamiin.
Catatan Khutbah Jumat Masjid Jami Daaruttaqwa (Jumat,4/7/2025)