Di tengah arus individualisme, konflik internal, dan perbedaan pendapat yang tajam di kalangan umat Islam hari ini, ajaran Rasulullah ﷺ tentang ukhuwah (persaudaraan) terasa kian relevan untuk dibangkitkan. Islam bukan sekadar agama ritual, tetapi agama sosial yang menekankan nilai kasih sayang, solidaritas, dan kebersamaan.
Makna Persaudaraan dalam Islam
Islam memandang umatnya sebagai satu keluarga besar, bersaudara karena iman, bukan karena garis keturunan, etnis, atau kebangsaan.
Allah ﷻ berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Ayat di atas menegaskan bahwa ukhuwah imaniyah adalah ikatan yang lebih kuat dari sekadar hubungan darah atau budaya. Ini adalah panggilan iman, bukan pilihan sosial.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya, tidak merendahkannya, dan tidak menghinakannya.” (HR. Muslim)
Dalam hadis lain beliau bersabda: “Perumpamaan orang-orang beriman dalam saling mencintai, menyayangi, dan peduli, adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh ikut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadis tersebut menggambarkan kesatuan emosional dan spiritual yang seharusnya dimiliki umat Islam.
Realitas Umat Saat Ini: Ukhuwah yang Terkoyak
Sayangnya, dalam kehidupan nyata, ukhuwah seringkali hanya menjadi slogan. Kita saksikan:
- Pertikaian di media sosial antar kelompok Muslim.
- Perbedaan mazhab dijadikan alat perpecahan.
- Fitnah, prasangka, dan tajassus (mencari-cari kesalahan) merusak kepercayaan antarumat.
Bahaya Mengabaikan Persaudaraan:
- Dosa dan Murka Allah
“Janganlah kalian saling membenci, saling memutuskan hubungan, saling membelakangi, dan jangan pula saling hasad. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim) - Hancurnya Kekuatan Umat
“Dan janganlah kalian berbantah-bantahan, yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatanmu…” (QS. Al-Anfal: 46) - Pintu Masuk Syaitan
Syaitan mencintai perpecahan. Perselisihan memberi ruang bagi syaitan untuk menanamkan rasa benci dan saling curiga. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya syaitan telah berputus asa untuk disembah oleh orang yang shalat di Jazirah Arab, namun ia masih berusaha untuk merusak hubungan di antara mereka.”
(HR. Muslim)
Langkah Nyata Menjaga Ukhuwah:
- Berhusnuzan (berbaik sangka) terhadap sesama Muslim.
- Menjaga lisan dan tulisan dari menyakiti.
- Mendahulukan kepentingan umat di atas ego pribadi.
- Mendoakan dan membantu saudara seiman tanpa memandang kelompok.
- Menghindari debat kusir dan permusuhan yang tidak perlu.
Ukhuwah adalah energi spiritual yang dapat membangkitkan kekuatan umat. Jika persaudaraan dikuatkan, maka keberkahan dan kemenangan akan menyertai. Namun jika diabaikan, umat akan rapuh dan mudah dikalahkan oleh musuh dari luar maupun dalam.
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS. Ali Imran: 103)