Home ArtikelMemahami Empat Wajah Anak dalam Pandangan Al-Qur’an

Memahami Empat Wajah Anak dalam Pandangan Al-Qur’an

by zoneid
0 comments 33 views

Depok, ZonaDepok.Id – Dalam kehidupan keluarga, kehadiran anak merupakan anugerah yang disambut dengan sukacita. Namun, Al-Qur’an tidak sekadar menempatkan anak sebagai pelengkap kebahagiaan semata. Kitab suci umat Islam ini memberikan gambaran utuh tentang berbagai tipe hubungan antara anak dan orang tuanya, mulai dari karunia hingga potensi ujian yang menantang keimanan.
Setidaknya terdapat empat tipe anak dalam perspektif Al-Qur’an, yakni sebagai perhiasan, ujian, musuh, dan penyejuk hati (qurrata a’yun). Masing-masing menjadi cermin bagi para orang tua dan keluarga muslim untuk merenungi peran serta tanggung jawab mereka dalam membimbing generasi penerus.

  1. Anak sebagai Perhiasan Dunia
    Al-Qur’an dalam Surah Al-Kahfi ayat 46 menyebutkan: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia…”
    Ayat ini menegaskan bahwa keberadaan anak dapat menjadi kebanggaan, bahkan simbol status sosial. Namun, sebagaimana perhiasan dunia lainnya, anak bukan tujuan akhir, melainkan titipan yang kelak dimintai pertanggungjawaban. Islam mengajarkan agar kebanggaan terhadap anak tidak melalaikan kita dari mengingat Allah dan mengejar kehidupan akhirat.
  2. Anak sebagai Ujian
    Dalam Surah At-Taghabun ayat 15, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu…”
    Bentuk ujian itu beragam: anak yang sulit diatur, anak yang sakit, atau bahkan anak yang sangat kita cintai hingga melalaikan ibadah. Ujian ini menguji kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan iman para orang tua. Di sinilah pentingnya peran spiritualitas dan kesabaran dalam mendampingi tumbuh kembang anak.
  3. Anak sebagai Musuh
    Mungkin terdengar keras, namun Al-Qur’an tidak menutup kemungkinan bahwa anak bisa menjadi “musuh” dalam arti menghalangi seseorang dari jalan Allah. Dalam Surah At-Taghabun ayat 14 disebutkan: “Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka…”
    Makna musuh di sini adalah ketika anak menjadi alasan untuk meninggalkan kewajiban agama, kompromi terhadap kebenaran, atau menjauhkan seseorang dari nilai-nilai keimanan. Ayat ini menjadi peringatan agar cinta kepada anak tidak mengalahkan cinta kepada Allah.
  4. Anak sebagai Penyejuk Hati (Qurrata A’yun)
    Tipe inilah yang menjadi dambaan setiap orang tua saleh. Dalam Surah Al-Furqan ayat 74, para hamba Allah yang beriman berdoa: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan sebagai penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
    Anak sebagai qurrata a’yun adalah anak yang menyejukkan hati orang tua karena akhlaknya, ilmunya, baktinya, dan doanya. Mereka adalah generasi yang tidak hanya sukses secara duniawi, tapi juga menjadi amal jariyah yang terus mengalirkan pahala.

Refleksi bagi Orang Tua
Empat potret anak dalam Al-Qur’an ini sejatinya mengajak kita untuk tidak hanya berhenti pada rasa syukur karena memiliki keturunan. Lebih dari itu, Al-Qur’an mendorong orang tua untuk terus mendidik, membimbing, dan mendoakan anak-anak agar menjadi bagian dari golongan yang mendatangkan keberkahan, bukan cobaan yang menjauhkan dari jalan lurus.
Maka tugas kita tidak sekadar membesarkan anak, tapi menanamkan nilai. Tidak hanya memberi nama yang indah, tapi menghantarkannya menuju ridha Allah.

Artikel ini menjadi pengingat bagi seluruh keluarga muslim, untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai panduan membina keluarga. Sebab di dalamnya terkandung petunjuk yang relevan untuk setiap zaman, termasuk dalam membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

You may also like

Leave a Comment

Situs web ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Kami akan menganggap Anda setuju, tetapi Anda dapat memilih untuk tidak ikut serta jika diinginkan. Terima Baca Selengkapnya