Home ArtikelMakna Iman, Hijrah, dan Jihad di Tengah Dinamika Kehidupan Kekinian

Makna Iman, Hijrah, dan Jihad di Tengah Dinamika Kehidupan Kekinian

by zoneid
0 comments 9 views

Iman, hijrah, dan jihad bukan hanya konsep sejarah yang berhenti di masa Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat. Ketiganya tetap menjadi fondasi yang relevan bagi umat Islam di era digital yang serba cepat ini.

Al-Qur’an mengabadikan kemuliaan ketiga amalan ini dalam banyak ayat, di antaranya Surat Al-Baqarah ayat 218, At-Taubah ayat 20–21, dan Al-Anfal ayat 72. Ayat-ayat itu memuji orang-orang beriman yang rela berhijrah meninggalkan zona nyaman dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa.

Namun, bagaimana maknanya di zaman sekarang? Apakah kita masih perlu meninggalkan kampung halaman, mengangkat senjata, atau merantau jauh demi iman?

Jawabannya: semangat dan ruh dari ketiganya tetap aktual, hanya bentuknya yang bertransformasi sesuai zaman.

Iman hari ini bukan sekadar identitas di KTP atau status sosial. Iman adalah keberanian mempertahankan prinsip dalam derasnya arus materialisme dan godaan gaya hidup hedonis. Saat banyak orang menjadikan popularitas dan uang sebagai tujuan akhir, seorang mukmin tetap menempatkan Allah di puncak prioritas.

Hijrah pun bukan hanya perpindahan fisik. Hijrah modern berarti meninggalkan kebiasaan yang merusak: konten negatif, pergaulan yang menjauhkan dari kebaikan, hingga pekerjaan yang menggerogoti integritas. Inilah hijrah batin: transformasi diri menuju cahaya hidayah.

Sedangkan jihad di era sekarang lebih luas maknanya. Tidak selalu berkaitan dengan perang fisik, tetapi bisa berupa perjuangan melawan hawa nafsu, kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan, dan kebencian. Jihad adalah kerja nyata untuk menegakkan nilai Islam dalam profesi, keluarga, dan masyarakat.

Para ulama menjelaskan, jihad terbesar adalah jihad melawan diri sendiri, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
“Jihad yang paling utama adalah jihad seseorang melawan hawa nafsunya.”

Maka, seorang guru yang sabar membina murid, seorang dokter yang ikhlas membantu pasien, seorang pemimpin yang adil, seorang remaja yang gigih menjaga akhlak—semuanya adalah pejuang di medan jihad kekinian.

Hari ini, kita tidak sedang diminta berhijrah meninggalkan rumah atau berhijrah menuju Madinah. Tapi kita sedang diuji: apakah kita mau hijrah dari gelapnya keraguan menuju terangnya iman? Apakah kita siap berjihad melawan ego, malas, dan cinta dunia yang melampaui batas?

Iman, hijrah, dan jihad adalah tiga pilar abadi yang memastikan umat Islam tetap hidup bermartabat dalam kondisi apa pun.

Di tengah riuhnya zaman, kita diajak merenung: sudahkah kita punya iman yang mengakar, semangat hijrah yang tak lelah, dan jihad yang konsisten demi kebaikan?

Semoga Allah meneguhkan hati kita untuk terus meneladani generasi terbaik—mereka yang Allah puji dalam Al-Qur’an sebagai orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad.

You may also like

Leave a Comment

Situs web ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Kami akan menganggap Anda setuju, tetapi Anda dapat memilih untuk tidak ikut serta jika diinginkan. Terima Baca Selengkapnya