oleh : Khairulloh Ahyari
Tataplah kedua matamu. Matamu yang masih bisa melihat dengan sempurna. Mengenali warna warni yang ditunjukkan oleh alam. Hijau, merah, kuning, biru dan ungu. Juga warna lainnya. Indah penuh pesona bukan ?
Matamu berkedip. Ya, karena ada benda asing. Atau cahaya yang terlalu terang. Sempurna sekali bukan, aku, matamu, merespon benda dan cahaya?
Kornea matamu, pupilnya. Matamu bisa berlendir dan mengeluarkan air mata. Matamu tidak kering. Matamu masih nyaman. Dengan retoris, mata bertanya; apakah engkau pernah berpikir bahwa aku butuh cairan? yang takarannya pas, dan kandungan di dalamnya sesuai kebutuhanku?
Pikirkanlah, dimana air matamu tersimpan ketika engkau tidak menangis? Saya diam, tak bisa menjawab pertanyaan mata.
Tiba-tiba mata terpejam. Diajaknya saya berselancar ke masa lalu. Menyaksikan apa yang sudah mata lihat seumur hidupnya bersama saya. Ya. Mata mengajak saya melihat apa yang sudah dilihatnya sejak baru lahir sampai hari ini. Sejak bayi, masa kanak-kanak, remaja, sampai dewasa.
Gila. Ternyata betapa banyak yang saya lihat, namun kurang bermanfaat. Dan betapa rugi, waktu puluhan tahun digunakan oleh mata, lebih banyak melihat hal-hal remeh temeh. Betapa marahnya mata kepada saya. Katanya, kenapa kau sia-siakan penglihatan sehat saya? Dimana kau letakkan ayat-ayat Tuhan di mata yang sehat seperti saya?
Saya ditunjukkannya sebuah ayat dalam kitab suci, ‘Dan Sungguh, Kami isi neraka jahanam kebanyakan dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat-ayat Allah. Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai’.
Mata kemudian berbicara lagi, katanya kepada saya, ajaklah aku melihat keindahan dan ayat-ayatnya, agar hatimu mendapatkan kebahagiaan dan cintanya. Karena, katanya lagi, sebagai mata, aku hanya melihat apa yang disiapkan untuk dipahami oleh pikiran dan hatimu.
Paling akhir, kata mata kepada saya. Jangan tinggi hati, dan menunduklah yang banyak.
Wallahu a’lam bisshawab
Al Ka’kiyyah, 31 Mei 2025.