Tak banyak yang menyadari, bahwa keberkahan sebuah negeri tak semata-mata ditentukan oleh kemajuan teknologi atau kekayaan sumber daya alam. Al-Qur’an memberikan petunjuk yang sangat jelas tentang kunci sejati sebuah negeri yang makmur dan damai. Petunjuk itu tertulis dalam Surat Al-A’raf ayat 96: “Dan sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri.” (QS. Al-A’raf: 96)
Ayat ini menjadi pengingat bahwa iman dan takwa adalah fondasi utama dalam membangun kehidupan yang penuh berkah. Tidak hanya keberkahan dalam bentuk materi, tapi juga ketenteraman, persaudaraan, dan kemajuan yang membawa kebaikan bagi semua.
Relevansi dengan Kehidupan Hari Ini
Kita hidup di era yang serba cepat dan canggih. Namun di balik kemajuan itu, umat Islam di banyak tempat menghadapi tantangan besar: kemerosotan moral, ketimpangan ekonomi, krisis sosial, dan jauh dari nilai-nilai agama.
Padahal, Allah telah memberikan rumusnya: jika penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, maka keberkahan dari langit (hujan yang membawa manfaat, ketentraman hati) dan dari bumi (hasil pertanian, rezeki, keamanan) akan dilimpahkan. Namun jika keimanan dan ketakwaan ditinggalkan, maka yang terjadi adalah kekacauan dan penderitaan.
Kehidupan Seorang Muslim: Pribadi dan Sosial
Makna dari ayat ini tidak hanya berlaku untuk satu golongan. Ia berlaku untuk setiap Muslim, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat.
Secara pribadi, seorang Muslim harus terus memperbaiki diri — memperkuat ibadah, menjaga akhlak, dan menumbuhkan kepedulian terhadap sesama.
Secara sosial, umat Islam perlu menumbuhkan budaya tolong-menolong, saling menasihati, serta aktif dalam kegiatan kemasyarakatan yang membawa maslahat. Lembaga zakat, forum santunan yatim, majelis taklim, dan gerakan lingkungan adalah contoh nyata bentuk ketakwaan yang berdampak luas.
Kunci: Kolektif dan Konsisten
Allah menyebut dalam ayat ini “penduduk negeri-negeri”, artinya bukan hanya satu atau dua orang, tapi kesadaran kolektif. Umat Islam tidak bisa hanya mengandalkan segelintir ustaz atau pengurus masjid. Setiap warga, setiap keluarga, punya andil dalam menciptakan lingkungan yang beriman dan bertakwa.
Dan semua ini butuh konsistensi (istiqamah). Iman bukan hanya hadir saat bulan Ramadan atau ketika musibah datang. Takwa bukan hanya tampak dalam simbol, tetapi hadir dalam keputusan, pekerjaan, pendidikan anak, hingga perilaku digital kita di media sosial.
Penutup
Surat Al-A’raf ayat 96 bukan sekadar ayat tentang masa lalu, tapi petunjuk hidup yang sangat relevan dengan kondisi zaman. Jika umat Islam di Depok, di Indonesia, dan di dunia ingin melihat keberkahan lahir dan batin, maka tidak ada jalan lain selain memperkuat iman dan memperluas ketakwaan — secara individu dan berjamaah.
Mulailah dari diri sendiri, keluarga, lingkungan RT/RW, masjid, sekolah, hingga ke kebijakan publik. Dengan itu, insya Allah, berkah dari langit dan bumi akan kembali turun menyelimuti kehidupan kita. “Jangan tunda taat, jangan ragu untuk bertakwa. Karena keberkahan tidak turun pada janji, tapi pada amal nyata.”
Catatan Ceramah Agama di Kuliah Subuh JSSD (Sabtu, 5/7/2025)