Depok, 1 Agustus 2025 — Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh persaingan ini, manusia kerap terbuai oleh gemerlap dunia. Jabatan, harta, popularitas, dan pengakuan sosial menjadi tolok ukur keberhasilan. Namun, Alquran mengingatkan dengan tegas bahwa kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang menipu.
Hal itu termaktub dalam Surat Al-Hadid ayat 20, di mana Allah SWT berfirman: “Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga di antara kalian, serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan…” (QS. Al-Hadid: 20)
Dalam ayat tersebut, Allah menggambarkan realitas dunia dengan sangat jelas dan jujur. Dunia ini ibarat panggung permainan, penuh dengan dekorasi yang menawan, tetapi tidak kekal. Kehidupan yang terlihat megah pada akhirnya akan menguning, mengering, dan hancur, seperti tanaman yang tumbuh subur lalu layu oleh waktu.
Dunia Bukan Tujuan, Hanya Jalan
Pesan utama dari ayat ini adalah penegasan bahwa dunia bukanlah tujuan utama hidup manusia. Ia hanyalah sarana ujian sebelum kehidupan akhirat yang kekal. Maka dari itu, Allah mengingatkan bahwa di akhirat kelak terdapat dua kemungkinan: azab yang keras, atau ampunan dan rida-Nya.
“Pesan ini sangat kontekstual,” Pesan Ustad HM Naseh, dari atas mimbar khutbah jumat siang ini. “Di tengah budaya konsumtif dan ambisi duniawi, ayat ini adalah alarm spiritual agar kita kembali memikirkan hakikat hidup.”

Peringatan serupa juga terdapat dalam QS. Ali Imran ayat 185 yang menyebutkan bahwa setiap jiwa akan merasakan mati dan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. Bahkan dalam hadis sahih riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” Artinya, bagi orang beriman, dunia ini tempat ujian, bukan tempat bersenang-senang sepenuhnya. Sebaliknya, ia harus dijalani dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan orientasi akhirat.
Ajak Umat Seimbangkan Dunia dan Akhirat
Ulama dan tokoh masyarakat terus mengajak umat Islam untuk menata ulang prioritas hidup. Dunia boleh dikejar, namun jangan sampai melupakan akhirat. Firman Allah dalam QS. Al-Qashash ayat 77 menjadi penyeimbang: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia…” Pesan ayat ini menegaskan pentingnya keseimbangan hidup: aktif berikhtiar di dunia, namun tetap fokus pada kehidupan abadi di akhirat.
Mari Kembali Merenung
Akhirnya, QS. Al-Hadid ayat 20 menjadi cermin tajam bagi siapa saja yang sedang larut dalam ambisi duniawi. Dunia ini fana, yang kekal hanyalah akhirat. Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran, menata niat, dan memperbanyak bekal untuk kehidupan yang sebenarnya.
Catatan Khutbah Jmuat dari Masjid Jami Daaruttaqwa (1/8/2025)