Home Ceramah & KajianMenegakkan Shalat dan Meneguhkan Kebenaran (Pelajaran dari QS : Alisra (17) : 78-81)

Menegakkan Shalat dan Meneguhkan Kebenaran (Pelajaran dari QS : Alisra (17) : 78-81)

by zoneid
0 comments 4 views

Di tengah derasnya arus kehidupan yang kian kompleks, umat Islam diajak untuk kembali menegakkan prinsip-prinsip spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pedoman utama yang dapat menjadi panduan adalah petunjuk yang terkandung dalam Alquran surat Al-Isra ayat 78 hingga 81.

Ayat-ayat ini merupakan rangkaian perintah dan pesan yang turun kepada Nabi Muhammad SAW menjelang peristiwa hijrah, sebagai penguatan dalam menghadapi tekanan dan tantangan dakwah. Meski konteksnya historis, pesan moral dan spiritual dalam ayat tersebut tetap relevan untuk kehidupan umat Islam saat ini.

Shalat sebagai Pilar Kehidupan
Pada ayat ke-78, Allah memerintahkan untuk menegakkan shalat sejak matahari tergelincir hingga malam, serta shalat Subuh yang disebut secara khusus karena “disaksikan” oleh para malaikat. Para ulama menafsirkan bahwa ini mencakup shalat lima waktu yang menjadi tiang agama dan penopang kehidupan spiritual seorang Muslim.

Dosen Tafsir UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Abdul Rohim, menyebut bahwa “shalat Subuh diberi keistimewaan karena waktunya sangat menentukan arah spiritual manusia sepanjang hari, dan tidak mudah dijaga kecuali oleh orang yang memiliki komitmen ibadah.”

Bangun Malam, Bangun Kekuatan Batin
Ayat ke-79 menyerukan untuk mendirikan shalat tahajjud, yang disebut sebagai ibadah tambahan (nafilah) bagi Nabi Muhammad SAW. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa melalui tahajjud, Allah menjanjikan maqaman mahmuda, yakni kedudukan terpuji yang dimaknai oleh banyak ulama sebagai syafaat agung di akhirat kelak.

Bagi umat Islam secara umum, tahajjud adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dalam keheningan malam, saat kebisingan dunia tidak lagi mengganggu. “Tahajjud bukan hanya ibadah, tapi terapi ruhani yang sangat kuat,” ujar Ustaz Budi Ashari dalam salah satu kajiannya.

Doa dalam Setiap Transisi Kehidupan
Ayat ke-80 memuat sebuah doa yang sangat penting: memohon agar Allah memasukkan dan mengeluarkan hamba-Nya dengan cara yang benar dan diberi kekuatan yang menolong (sulṭānan naṣīrā). Secara historis, ini dikaitkan dengan persiapan hijrah Nabi dari Makkah ke Madinah.

Namun secara universal, doa ini relevan dalam banyak momen hidup: saat pindah tempat tinggal, menjalani amanah baru, atau menghadapi fase baru kehidupan. “Ini adalah doa perlindungan dan keberkahan dalam setiap langkah perubahan,” kata Ustaz Adi Hidayat.

Kebenaran Pasti Mengalahkan Kebatilan
Ayat ke-81 merupakan pernyataan tegas: “Telah datang kebenaran dan lenyaplah kebatilan, sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap.” Ayat ini diyakini turun ketika Rasulullah SAW berhasil menaklukkan Mekah dan menghancurkan berhala-berhala di sekitar Ka’bah, sebagai simbol lenyapnya syirik.

Di era modern, ayat ini tetap menjadi inspirasi bagi gerakan moral dan sosial. Ketika masyarakat menegakkan kejujuran, keadilan, dan nilai-nilai Qurani, maka bentuk-bentuk kebatilan seperti korupsi, fitnah, dan kebencian akan tersingkir, meski perlahan.

Pesan Praktis
Ayat-ayat dalam surat Al-Isra ini tidak hanya berbicara tentang ibadah individual, tetapi juga menyiratkan konsep keberanian spiritual dan sosial. Mulai dari disiplin waktu, kekuatan malam, kesiapan menghadapi perubahan, hingga keberpihakan pada kebenaran, semua membentuk satu paket panduan hidup bagi umat Islam.

Dalam wawancara dengan redaksi, Ketua MUI Kota Depok KH. Ahmad Dimyati menyatakan, “Kita tidak bisa bicara reformasi moral tanpa memperkuat fondasi spiritual. Shalat dan nilai-nilai Alquran harus menjadi bagian dari laku harian umat.”

Penutup
Surat Al-Isra ayat 78–81 memberikan peta arah hidup yang terang: dimulai dari disiplin ibadah, dibangun dengan kekuatan malam, diperkuat doa dalam transisi hidup, dan dijalankan dengan keberanian menegakkan kebenaran. Alquran bukan sekadar bacaan, tetapi kompas peradaban yang membimbing umat dalam berbagai zaman. “Katakanlah: Telah datang kebenaran dan lenyaplah kebatilan. Sesungguhnya kebatilan itu pasti lenyap.” (QS. Al-Isra: 81)

Catatan Pengajian Malam Rabu, oleh : DR.KH. Abdul Gofur

You may also like

Leave a Comment

Situs web ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Kami akan menganggap Anda setuju, tetapi Anda dapat memilih untuk tidak ikut serta jika diinginkan. Terima Baca Selengkapnya