Home ArtikelMenyambut Tahun Baru Islam 1447 H dengan Semangat Perubahan

Menyambut Tahun Baru Islam 1447 H dengan Semangat Perubahan

by zoneid
0 comments 3 views

Tahun baru Islam kembali datang menyapa umat Muslim di seluruh dunia. Tanpa gegap gempita terompet atau pesta kembang api, 1 Muharram hadir dalam keheningan — namun penuh makna. Ia bukan sekadar angka di kalender, tetapi simbol kebangkitan, perubahan, dan peradaban.

Kalender Hijriyah yang kini digunakan umat Islam sesungguhnya lahir dari peristiwa agung: hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini bukan sekadar perpindahan tempat tinggal, tapi peralihan dari tekanan menuju kebebasan, dari keterbatasan menuju pembangunan masyarakat Islami. Inilah momen yang dipilih oleh Khalifah Umar bin Khattab RA sebagai titik tolak penanggalan Islam — bukan kelahiran Nabi, bukan pula turunnya wahyu, melainkan hijrah!

Mengapa? Karena hijrah adalah gerakan dan perjuangan. Ia mengajarkan bahwa keimanan harus disertai dengan keberanian untuk meninggalkan zona nyaman, bahkan rela berkorban demi kebenaran.

Warisan 12 Bulan Penuh Nilai

Dalam kalender Islam, terdapat dua belas bulan yang telah dikenal bahkan sejak masa pra-Islam. Islam tidak menggantinya, melainkan mengukuhkan makna-maknanya. Empat di antaranya — Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah — disebut sebagai bulan haram, bulan yang dimuliakan oleh Allah.

Muharram sendiri dijuluki oleh Nabi SAW sebagai “Syahrullah” — bulan Allah. Ia bukan hanya awal tahun, tetapi juga awal kesempatan untuk memulai perubahan diri, memperbaiki niat, dan memperbanyak amal saleh.

Tahun Baru: Waktu untuk Muhasabah, Bukan Hura-hura

Berbeda dengan tradisi tahun baru Masehi yang diwarnai perayaan, Islam mengajarkan bahwa pergantian waktu adalah momen kontemplasi, bukan euforia. Tidak ada perintah khusus dalam syariat untuk merayakan tahun baru, tetapi semangat hijrah perlu dihidupkan dalam diri setiap Muslim.

Sambutan terhadap tahun baru Hijriyah bisa dilakukan dengan:

  • Muhasabah: mengevaluasi perjalanan hidup selama satu tahun terakhir.
  • Perencanaan amal: menata niat dan langkah untuk menjadi lebih baik.
  • Mengingat hijrah Nabi: menjadikan perjuangan Rasulullah sebagai teladan dalam menghadapi tantangan hidup hari ini.

Mari Hijrah, Mari Bangkit

Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, umat Islam butuh semangat hijrah yang sejati: meninggalkan kejumudan menuju inovasi, meninggalkan perpecahan menuju ukhuwah, meninggalkan kemalasan menuju kesungguhan. Tahun baru Hijriyah adalah momentum untuk itu.

Hijrah bukan hanya sejarah — ia adalah ajakan abadi. Ajakan untuk terus bergerak, bertumbuh, dan memperbaiki diri. Maka, sambutlah 1 Muharram bukan dengan pesta, tetapi dengan kesadaran baru: bahwa kita adalah pewaris perjuangan Rasulullah.

Penulis : AM-Purna

You may also like

Leave a Comment

Situs web ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Kami akan menganggap Anda setuju, tetapi Anda dapat memilih untuk tidak ikut serta jika diinginkan. Terima Baca Selengkapnya